Setelah sebelumnya nge-bahas
TGT, sekarang kita bahas salah satu tipe pembelajaran yang juga termasuk ke
dalam model pembelajaran kooperatif yaitu Make a Match.
Make a Match, apa itu?
Menurut Nur Safitri (dalam Nadjamudin, 1999) menyatakan,
Make a Match merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Model Make a
Match adalah bentuk pengajaran dengan cara mencari pasangan kartu yang tekah
dimiliki dan pasangan bisa dalam bentuk orang peroran apabila jumlah siswa
banyak, kemudian berhadapan untuk saling menjelaskan makna kartu yang dimiliki.
Sedangkan Noviawati mengatakan, model pembelajaran ini dapat membantu siswa
dalam menumbuhkan keaktifan atau keantusiasan dalam mengikuti pembelajaran. Hal
ini terlihat dari usaha siswa untuk dapat menemukan pasangan baik mengenai soal
atau jawaban yang didapatkannya, sehingga menimbulkan suasan belajar yang
kondusif, menyenangkan, dan menantang.
sumber : www.idbiodiversitas.com
Nah, Bagaimana Langkah-Langkah dalam menerapkan model
pembelajaran Make a Match ?
1.
Guru menyiapkan kartu yang
berisi soal dan kartu berisi jawaban
2.
Siswa mencari dan mendapatkan
sebuah kartu soal berusaha dan mencari jawabannya pada kartu yang dibawa oleh
teman lainnya
3.
Setelah siswa dapat menemukan
jawaban/soal dengan benar kemudian reward
4.
Apabila siswa belum dapat
menemukan jawaban atau soal yang mereka dapatkan sesuai batas waktu yang
ditentukan maka siswa akan diberi hukuman sesuai kesepakatan bersama
5.
Setelah satu babak selesai,
kartu dikumpul dan dikocok lagi agar siswa mendapatkan kartu yang berbeda dari
sebelumnya dan seterusnya
6.
Siswa bersama guru akan
menyimpulkan materi pembelajaran dan guru akan mengadakan evaluasi
Ternyata model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match juga mempunya kelebihan dan kekurangannya,
diantaranya;
Kelebihan
·
Suasana kegembiraan akan
tumbuh dalam proses pembelajaran
·
Kerjasama antara sesama murid
terwujud secara dinamis
·
Munculnya dinamka gotong
royong yang merata di seluruh murid
·
Murid mencari pasangan sambil
belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana menyenangkan
Kekurangan
·
Diperlukan bimbingan dari
guru untuk melakukan kegiatan
·
Waktu yang tersedia perlu
dibatasi jangan sampai murid terlalu banyak bermain-main dalam proses
pembelajaran
·
Guru perlu persiapan alat dan
bahan yang memadai
·
Jika kelas anda termasuk
kelas gemuk (lebih dari 30 orang/kelas) berhati-hatilah
·
Memakan waktu yang banyak
karena sebelum masuk kelas terlebih dahulu untuk mempersiapkan kartu-kartu
Berikut beberapa penelitian
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tipe Make a Match
I Gd. Robert Artawa dan Ign I
Wyn Suwatra melakukan penelitian di dua sekolah yang berbeda namun masih berada
dalam satu gugus kecamatan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment). Sebelum penelitian, ditentukan kelas
eksperimen yaitu siswa kelas V SDN 1 Muncan yang berjumlah 26 dan kelas kontrol
yaitu siswa kelas V SDN 4 Muncan yang berjumlah 28. Pada kelas eksperimen
diberikan perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match dan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran
dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan penelitian, hasil analisis data
menunjukan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar Matematika yang signifikan
antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajran tipe make a
match dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvesioanl pada siswa kelas V SD
Se-Gugus I Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem.
2.
Wirawan Andianto melakukan
penelitian di SDN 3 Palar Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten tahun 2014. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika melalui model pembelajaran koperatif tipe make a match. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek yang dipilih adalah siswa kelas III
SDN 3 Palar. Pemilihan kelas ini karen pada hasil observasi awal menunjukan
minat dan hasil belajar siswa pada matematika masih rendah.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan siklus, dimana
setiap siklus dilaksanakan 1 – 3 kali kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian pada siklus I menunjukan
peningkatan dibandingkan sebelum tindakan. Peningkatan yang terjadi yaitu
persentase nilai siswa di atas KKM telah lebih dari 75%, namun minat belajar
siswa masih berada pada katagori kurang sehingga harus ditingkatkan lagi agar
mencapai katagori baik.
Hasil penelitian pada siklus II menunjukan peningkatan
bila dibandingkan dengan siklus I. Hal ini ditunjukan dengan persentase siswa
yang telah mencapi indikator >75% dari jumlah siswa yang telah memperoleh
nilai >70% dan nilai minat belajar siswa telah mencapai katagori baik.
Berdasarkan
kedua siklus tersebut dapat dikatakan minat dan hasil belajar siswa kelas III
SD Negeri 3 Palar Klaten dapat ditingkatkan melalui penerapan model kooperatif
tipe make a match.
Refrensi:
Anonim. Pengertian
Pembelajaran Make A Match Menurut Para Ahli. Diakses di https://idtesis.com/metode-pembelajaran-make-match/
pada 17 Maret 2018.
Artawa, I Gd Robert, Suwatra, Ign. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Di Gugus 1 Kecamatan Selatan. Jurnal
online. Diakses pada https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/837/710
pada tanggal 17 Maret 2018.
Abdullah, Wirawan Andianto. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 3
Palar Klaten (Jurnal Online). Diakses di http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/fiptp/article/view/698/677
pada tanggal 17 Maret 2018.
No comments:
Post a Comment