Saturday, November 8, 2014

Fenomenal Pemerintah Baru Dilema atau Berkah?


Fenomenal Pemerintah Baru Dilema atau  Berkah?


            Sejak terpilihnya menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau yang populer disebut  sebagai Jokowi kini menjadi perbincangan di berbagai penjuru media, baik elektronik maupun cetak publikasi. Sosoknya yang sederhana membuat para jurnalis serta wartawan rela menunggu dengan sabar dan antusias di depan kantornya, setiap pagi untuk mendapatkan sedikit rahasia mengenai cara kerja Jokowi yang dikenal dengan nama “Blusukan”. Sehari pun tidak terlewatkan tanpa berita meliputi kegiatan beliau yang unik di media.
            Kini Jokowi telah bersinar seperti bintang yang menerangi di daerah yang gelap. Popularitasnya kian meroket dengan karakternya yang dapat menghipnotis jutaan penduduk Indonesia yang rindu akan pemimpin seperti beliau. Ketika Partai Demokrasi Indonesia menunjuk beliau untuk bersaing di kursi Gubernur Jakarta, banyak yang meragukan bahwa warga Jakarta akan memilih dirinya. Namun dengan tekadnya yang berani beliau mencalonkan diri ditemani dengan Ahok sebagai wakilnya. Kenyataan sebaliknya  terjadi dengan terpilihnya Jokowi menjadi orang nomer satu di Jakarta.
            Dibawah kepemimpinannya, ibu kota berubah dengan cepat. Siapa yang tidak heran melihat perubahan waduk Pluit di Jakarta Utara? Waduk yang dulunya terabaikan karena kumuh kini berjuta-juta mata memandang menjadikan sebagai tempat wisata. Tak hanya itu, blusukan dan tindakannya yang langsung turun ke lapangan, membuat masyarakat mulai melihat beberapa mimpi datang ke realitas. Hanya dalam satu tahun masyarakat merasa baik dengan cara Jokowi dalam memimpin Jakarta.
            Sosoknya yang fenomenal membuat dirinya terpilih menjadi Presiden Indonesia ke tujuh. Mengabdikan dirinya kepada negara yang akan tunduk terhadap konstitusi. Presiden yang mencoba memimpin negeri ini dengan cara yang berbeda, memilih para menteri secara ketat dan kompetitif agar kursi-kursi kepresidenan dapat diduduki dengan orang yang bersih tanpa korupsi. Semoga dengan terpilihnya menjadi Presiden, Jokowi dapat menjalankan visinya “Revolusi Mental” dengan mengubah negeri ini menjadi lebih yang baik agar tidak hanya dipandang sebelah mata oleh negera lain.



Untuk Mu... Presiden Ku...



Sang Presiden

Surya di ufuk barat telah menutup diri
Para anak kecil bergerombol membanjiri tugu ibu pertiwi
Suara menggelegar terdengar di berbagai sisi
Bagai kicauan burung nuri
Menyabut kehadiran orang yang di nanti-nati

Wahai Presiden ku...
Kini kita menjadi saksi bisu mu
Kedua mata ini memincing menatap kesederhanaan mu
Sosok yang hanya dibaluti kain tipis
Telinga ini memanjang mendengar kata-kata mu yang manis
Berharap bukan sekedar omong kosong

Kini kau bukan hanya milik Solo maupun Jakarta
Tapi bangsa ini telah meminang mu
Akankah kau merubah negeri yang telah porak-poranda ini?
Atau akankah kau hanya duduk manis di istana mu
Bak seorang RAJA?
SA, 22 Oktober 2014

Sunday, November 2, 2014

JOMBLO.....? What's wrong (Ending)


 
Jomblo...? What’s Wrong



          Ku langkahkan kaki ku menuju ruang Dance. Usul Auzy kini terngiang-ngiang di otak ku. Haruskah aku melakukan itu?
          Langkah ku berhenti tepat di depan ruangan bertulisan ‘musik room’. Seperetinya aku salah jalan. Ku putar tubuh ku seratus delapan puluh derajat yang ku dapati ruangan dance hanya beberapa langkah dari tempat ku berdiri.
          “sejak kapan ada music room di samping ruangan dance?”, tanya ku heran. Ku dekati pintu ruangan musik membuka knopnya. Hanya ruangan kosong dengan alat musik di setiap sudut yang ku dapati tanpa adanya tanda-tanda kehidupan.
          “untuk apa ruangan ini di buat jika tidak digunakan”, omel ku sok bijak. Saat kaki ini ingin beranjak pergi petikan suara gitar terdengar di sudut ruangan. 
          “tunggu, bukannya itu si pria nyebelin. Ngapain dia disini?”,

JOMBLO....? What's wrong (Part 1)

Finally.... bisa ngepost lagi!!! 
setelah sekian lama bingung mau ngepost apa, giliran punya ide buat ngepost tapi ga ada waktu-,-
Okeyy.. postingan kali ini masih sama, apa lagi kalo bukan cerpen absturd.
Cerpen ini terinspirasi dari temen-temen di sekitar, yang mana dia pengen banget punya temen deket cowo ( temen ya bukan pacar). tapi sayangnya ga ada yang mau. Trus juga ada cowo yang selalu ngekode-in si cewe tapi cewenya itu ga nyadar-nyadar. Ada juga yang udah kebelet pengen ngerasain yang namanya pacaran tapi jodohnya masih diumpetin sama yang diatas. ada lagi yang udah nempel banget kaya prangko sama surat tapi pas di tanya "kalian pacaran?", jawabannya selalu "engga ko". dan yang terakhir yang paling sedih si ya.. yang hanya bisa mandangin seseorang dari jauh tanpa tau harus ngelakuin apa untuk deket sama DIA.
So, This is it...

Jomblo...? What’s Wrong



 
          “iiihhh Vi... lo dengerin gue ga sih?”
          “iya gue dengerin ko”, dengan malas mulut ku membuka menjawab pertanyaan yang terus dilontarkan oleh cewek yang berada di depan ku. Tangan ku sibuk mengikat tali sepatu ku.
          “kalo lo dengerin jawab dong pertamyaan gue, kapan lo bakal punya pacar? Lo ga iri apa sama temen-temen SD lo yang nge-upload foto sama gebetannya, temen SMP lo yang suka nulis nama pacarnya di BBM, di bio twitter trus juga temen-temen SMA lo yang bentar-bentar ganti pacar trus nge-post deh di Path atau ga di Instagram pake hastagnya with mine. Emang lo ga...”