Finally.... bisa ngepost lagi!!!
setelah sekian lama bingung mau ngepost apa, giliran punya ide buat ngepost tapi ga ada waktu-,-
Okeyy.. postingan kali ini masih sama, apa lagi kalo bukan cerpen absturd.
Cerpen ini terinspirasi dari temen-temen di sekitar, yang mana dia pengen banget punya temen deket cowo ( temen ya bukan pacar). tapi sayangnya ga ada yang mau. Trus juga ada cowo yang selalu ngekode-in si cewe tapi cewenya itu ga nyadar-nyadar. Ada juga yang udah kebelet pengen ngerasain yang namanya pacaran tapi jodohnya masih diumpetin sama yang diatas. ada lagi yang udah nempel banget kaya prangko sama surat tapi pas di tanya "kalian pacaran?", jawabannya selalu "engga ko". dan yang terakhir yang paling sedih si ya.. yang hanya bisa mandangin seseorang dari jauh tanpa tau harus ngelakuin apa untuk deket sama DIA.
So, This is it...
Jomblo...? What’s Wrong
“iiihhh Vi... lo dengerin gue ga sih?”
“iya
gue dengerin ko”, dengan malas mulut ku membuka menjawab pertanyaan yang terus
dilontarkan oleh cewek yang berada di depan ku. Tangan ku sibuk mengikat tali
sepatu ku.
“kalo
lo dengerin jawab dong pertamyaan gue, kapan lo bakal punya pacar? Lo ga iri
apa sama temen-temen SD lo yang nge-upload foto sama gebetannya, temen SMP lo
yang suka nulis nama pacarnya di BBM, di bio twitter trus juga temen-temen SMA
lo yang bentar-bentar ganti pacar trus nge-post deh di Path atau ga di
Instagram pake hastagnya with mine. Emang lo ga...”
“Ck,
please deh sahabat ku yang bawelnya ga ketulungan. Dengerin ya kenapa gue masih
ngejomblo? Karena gue percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan orang yang istimewa untuk gue dan
untuk apa di cari-cari toh juga nanti bakalan ketemu”, ucap ku kesal.
“Bosen
gue denger jawaban lo yang itu itu terus. Tahun kemaren lo juga jawab kaya
gitu, tapi buktinya lo belom punya pacar. Geregetan gue lama-lama sama lo!”. Ku
selesaikan ikatan tali sepatu ku yang terakhir. Selesai dan waktunya untuk
mengusir makhluk astral ini.
“Duhhh, sahabat ku yang udah GA NGE-JOM-BLO lebih
baik lo keluar sekarang karena gue mau latihan dance. Hush...Hush.. Hush...”,
usir ku dengan cara yang halus tentunya, mendorong ke dua pundak perempuan ini
menuju ke pintu keluar.
“Dance
lagi dance lagi, emang dengan dance bakalan ada pangeran tampan yang turun?”,
tanyanya lagi di ambang pintu.
“who
knows, mungkin aja karena gue yakin kalo Tuhan punya sejuta cara yang indah
untuk mempertemukan sep
asang jodoh. Bye. Sampe ketemu lagi di kelas.
Okey”. Ku tutup pintu ruangan ini sambil melambai tangan singkat kepada Auzy yang mematung mendengar ucapan ku.
Auzy
Maharani, sahabat ku yang paling bawel dengan suara khasnya yang cempereng,
sekaligus perempuan teraneh yang setiap bulannya selalu menanyai keberadaan
pangeran ku yang entah sampai saat ini masih disimpan oleh Tuhan.
Dan
inilah aku, Vivian Okta Anggara perempuan 18 tahun yang masih menikmati
masa-masa menjomblo. Dan di sinilah aku di tempat yang dipenuhi oleh cermin
besar dimana kau akan melihat seluruh tubuh mu dari berbagai sisi. Dance
Room.
Ku
lihat bayangan diri ku di cermin mencari titik kesalahan. Memangnya salah kalo
di umur 18 tahun masih ngejomblo? Memangnya salah kalo masih sendiri?
Memangnya... memangnya...
“Aarrghhh...
Auzy, lo udah ngeracunin pikiran gue!”, teriak ku penuh kesal.
“emmm..
lo gapapa?”
Telinga
ku menangkap suara yang entah asalnya dari mana. Tentu saja ini bukan suara
Auzy.
Lalu suara siapa? Mata ku menyapu ruangan
ini mencari sumber suara tersebut. suara yang terdengar khas seperti suara
pria.
“Gue
di sini.”
Sosok
pria berjaket hitam kebiruan tiba-tiba muncul dari balik pintu. Sebelah
tangannya memegang knop pintu sementara tangan lainnya membenarkan posisi
kacamata minusnya yang bertengger indah di hifung mancungnya.
“Lo
ngapain disini?”, tanya ku heran menautkan kedua alis ku.
“emm..gue
cuma... emm.. tadi gue denger teriakan cewek. Gue kira ada apa-apa”, nada kikuk
terdengar jelas layaknya mencari-cari alasan.
“oh...
pintu keluarnya ada di balik badan lo”, ucap ku yang secara tersirat menyuruh
pria tersebut untuk cepat pergi. Kedua kaki ku melangkah menjauhinya,
menghidupkan musik player. Dentuman pintu terdengar beriringan dengan
lantunan musik yang ku nyalakan.
Ku
hentakan kedua kaki dan tangan ku meneikuti irama musik. Merasakan kebebasan
saat kedua tangan ini mengalun indah dengan hembusan udara yang berhasil
menusuk pori-poei kulit ku.
BUUKKK...
“selalu
ajaka dibagian ini. Ayo Vi.. c’mon lo pasti bisa!”, ucap ku menyemangati
diri sendiri dan bangkit mencoba kembali gerakan yang sulit ku praktikan. Namun
nihil aku tetap saja jatuh dan jatuh lagi.
“okay
sekali lagi. Fokus Vi lo ga boleh gagal untuk kali ini!”
Sebuah
benda lunak menghentikan gerakan ku. kurasakan sebelah tangan di cekram oleh
tangan yang entah milik siapa. Ditariknya diriku menuju tempat duduk disudut
ruangan.
“Lo
lagi. Ngapain si lo?!”, ucap ku jutek.
“yup,
here I am”
Tanpa persetujuan ku pria yang tak ku kenali ini
langsung melepaskan sepaatu ku.
“iihhh
lo ko ngga sopan?!”, omel ku dengan berteriak tepat di hadapannya. Namun pria
ini seperti mengabaikan ku dengan bertindak semaunya.
“Kita
tuh baru ketemu tapi lo idah bertindak seenaknya. Mendingan lo pergi gue mau
latihan lagi! Dasar Pengganggu!”, ucap ku dengan penuh emosi menghempaskan
kedua tangannya yang masih sibuk di kaki ku.
“Lo
tuh batu ya. Liat tuh kaki lo udah biru!”
“BO-DO!
Sok perhatian dasar!”. Dengan sengaja ia langsung menekan bagian kaki ku yang
terlihat membiru dan spontan aku berteriak kesakitan.
“dasar
cewek... memang selalu munafik”.
“APA
LO BILANG MUNA....”, protes ku yang terhenti tak terima di bilang munafik.
Kedua tangannnya membopongku menuju UKS. Seperti orang gila aku terus berteriak
meminta di turunkan. Namun yang ada kita berdua jadi pusat perhatian
orang-orang seisi kampus yang mungkin akan menjadi Tranding Topic untuk
hari ini. Dan hanya menghitung jari gosip – gosip akan bertebaran.
Wahai
gosip menjauhlah dari ku.
***
Mata
ku memincing menyapu ke sekeliling kantin kampus. Mencoba mencari sosok pria
yang ku temui tiga hari yang lalu. Namun hanyalah hiruk piruk orang berlalu
lalang dengan tawa canda di sekitarnya yang dapat tertangkap oleh kedua mata
ku. ku duduki bangku yang ada di dekat ku, menunggu pria yang entah tak ku
ketahui namanya. Pria yang kini telah menjadi pokok pikiran ku.
Jentikan
jari membuyarkan lamunan ku. siapa lagi kalau bukan Auzy.
“lagi
ngelamunin pria itu ya?”, cibirnya mengarahkan bola matanya ke arah DIA yang ku
tunggu yang kini mulai mendekat.
“Gimana
kaki lo?”, tanyanya singkat.
“As
you see”, jawab ku tak kalah singkat. Tanpa hitungan detik pria tersebut
langsung pergi.
“Dasar
pria tak jelas”, umpat ku.
“Vi..
lo tuh harusnya ngucapin makasih kek... apa gitu!”, usul Auzy yang tambah
membuat ku badmood
“ngapain
ngucapin makasih. Toh juga gue ga minta di tolongin”
“Ck,
ucapin sekarang atau lo bakal nyesel. Ayo cepetan!”,
“oke
Fine. Untuk kali ini gue ngalah”
“by
the way makasih...”, teriakku saat dia berada di ambang pintu kantin. Ibu
jari dan telunjuknya membentuk huruf O sebagai balasannya.
“ini
buat lo”
Ku
ambil gulungan kkertas yang diberikan Auzy. Tulisan “DANCE COMPETATION”
terpampang jelas di kertas tersebut. kompetisi yang ku tunggu – tunggu.
“kayanya
lo bakal gagal lagi”, ucap Auzy yyang tak ku mengerti maksudnya.
Kubaca deretan huruf alfabet yang membentuk kata
‘Duet Dance boy and girl’. Kalimat yang mematahkan semangat ku untuk mengikuti
ajang perlombaang ini. Perlombaan yang telah ku persiapkan dari beberapa bulan
yang lalu. Lomba yang telah rutin ku ikuti tanpa membuahkan hasil dan sekarang?
Entahlah sepertinya tak ada harapan lagi.
“
masih ada 3 minggu lagi mending lo cepet-cepet cari pacar Vi”
“lo
tuh ya omongannya ga jauh-jauh dari itu. Emm.. gimana kalo lo aja yang jadi
pasangan dance gue?”, ucap ku memohon kepada Auzy yang langsung menautkan kedua
alisnya.
“Gue?
Maksud lo gue nyamar gitu jadi cowo. No..no.. no...”
“Ayolah...c’mon
bantuin gue kali ini aja. masa lo tega ngeliat sahabat lo yang udah latihan
susah payah tapi gagagl hanya karna syarat lomba”, ucapku memelas.
“gini
aja, gimana kalo lo minta tolong sama si tuh cowo. Gue jamin lo bakal menang”
“iihh
apaan si li. Ogah banget!”
“terserah
si.. tapi emang lo mau gagal lagi untuk ke empat kalinya?”
Aku hanya dapat termangu mendengarakan ucapan
Auzy dengan penekanan suaranya pada kata empat.
“The
choice is yours girl”
~ To be continue~
NB :
buat cowo yang selalu ngekode-in cewe tapi si cewenya ga nyadar-nyadar sebenernya, itu tuh bukan ga sadar tapi mereka hanya takut kalo kepekaan yang mereka rasain itu salah. dengan kata lain hanya ke'geer'an.
dan buat cewe yang ngekode in cowo tapi ga ada respon apa-apa. sebenernya itu cowo hanya bersikap so cool yang seolah-olah ga ada apa-apa untuk menutupi kepekaannya. #EdisiSokTauAliasSotoy^^
No comments:
Post a Comment